CeritaBatu Rahaden, Putri yang Terkutuk ~ Batu Rahaden terletak di dalam sungai Lahei, sebuah anak sungai Barito, dekat kota Muara Teweh. Tempat tersebut lebih dikenal dengan nama Riam Rahaden, karena di situ terdapat sebuah riam yang pada saat-saat musim kering atau kemarau sangat sukar dilalui, lagi pula berbahaya sekali karena arusnya deras. CeritaRakyat Kalimantan Tengah - Legenda Asal Usul Ikan Patin Cerita Rakyat Kalimantan Tengah - Kisah Dohong Dan Tingang NB: Jika cerita rakyat yang anda cari, tidak anda temukan dalam daftar diatas, mohon tinggalkan pesan dibawah. JIPEN(Budak) DALAM BUDAYA DAYAK NGAJU. Sampai tahun 1857 budaya Dayak Ngaju masih tetap utuh dijalankan, salah satunya adalah mengenai "JIPEN" atau perbudakan. Menusia ciptaan Tuhan dikotak-kotakan menjadi tiga golongan: 1. Golongan Tinggi atau disebut "UTUS GANTUNG" atau "UTUS TATAU". 2. 21.1 Literatur Buku 1. 366 Cerita Rakyat Nusantara, Tim Penulis AdiCita Grup, merupakan. buku berisi kumpulan cerita rakyat, sebagai referensi data cerita. 2. Aktif dan Kreatif Bahasa Indonesia oleh Adi Abdul Somad, Aminudin Yudi Irawan, di dalam buku ini terdapat beberapa penjelasan mengenai cerita rakyat. 3. LokalCerita Rakyat Kalimantan Timur". 4. Rekan-rekan anggota tim dari staf tata usaha yang telah memberikan bantuan sehingga laporan penelitian ini dapat terwujud. Akhir kata, penelitian "Kearifan Lokal Cerita Rakyat Kalimantan Timur" diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran kami harapkan karena kami menyadari Ceritarakyat dari Kalimantan Tengah By: Published on 1994 by Grasindo. Halo sobat bagaimana kabar sahabat yuk kita baca ebook berkualitas ini mudah mudahan bisa bermanfaat dengan baca buku wawasan kita semakin bertambah dan juga mendapatkan ilmu nya dan sinopsis atau deskripsi buku ada di bawah ya untuk cara baca bisa di lihat di bagian preview ya, masih banyak buku2 seru wURkoN. Ditulis oleh dhanny pada Min, 02/26/2017 - 0857 626 kali dibaca Pengarang ABDUL FATTAH NAHAN, DKKPenerbit DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI KALTENGDaerah/Wilayah Kalimantan TengahRak CERITA RAKYAT KALIMANTAN TENGAH Buku Cerita Rakyat Kalimantan Tengah ini berisi kumpulan cerita-cerita rakyat dari daerah Kalimantan Tengah; Tjinaka Burai; Bubut Dengan Haruei; Luwing; Kilip Anak Sasat Abas Harati; Sabaru dan Kapal dari Tebu; Palui; Nole dan Lele; Buring dan Dahanen; Uder Memancing; Kariam Bawi Pantung; Kelep Menteng dengan Bakei. Legenda Hantuen menjadi Cerita Rakyat Kalimantan Tengah yang sampai saat ini masih dipercaya sebagian masyarakat disana. Kisah rakyat Kalimantan Tengah ini membuat orang takut jika pergi ke hutan pada malam hari. Pada setiap propinsi di kalimantan masing-masing memiliki Cerita Rakyat Kalimantan nya sendiri-sendiri. Misalnya pada artikel sebelumnya kami pernah memposting Kumpulan Kumpulan Cerita Rakyat dari Kalimantan terbaik yang juga masuk dalam Kategori Kumpulan Cerita Cerita Rakyat Nusantara Terbaik. Penasaran dengan Kumpulan Cerita Anak Kalimantan yang akan Kakak dongengkan malam hari ini? Ini dia kisahnya. Cerita Rakyat Kalimantan Tengah Siluman Angkes dan Siluman Ikan Tomang Cerita Rakyat dari Kalimantan Tengah Seorang gadis cantik tampak kebingungan menyusuri Sungai Rungan. “Tapih, apa yang sedang kau cari?” teriak ayahnya. Gadis bernama Tapih itu menjawab, “Topiku Ayah, topiku hanyut saat aku mandi.” Mereka berdua menyusuri Sungai Rungan untuk mencari topi itu. Tak terasa, mereka telah sampai di desa tetangga, Desa Sepang Simin. Ternyata topi Tapih ada di desa itu. Pemuda bernama Antang Taung menemukannya. Ayah Tapih menawarkan hadiah pada Antang Taung sebagai ucapan terima kasih, namun pemuda itu menolaknya. “Jika diizinkan, saya bermaksud menikahi putri Bapak,” pinta Antang Taung yang jatuh cinta pada Tapih sejak pandangan pertama. Tapih tersipu mendengar permintaan Antang Taung itu. Ketika ayahnya meminta pendapatnya, Tapih hanya mengangguk setuju. Pesta pernikahan pun digelar dengan meriah. Setelah menikah, sesuai dengan adat setempat, pasangan pengantin baru harus tinggal di rumah orangtua masing-masing secara bergantian. Adat itu dirasa berat oleh Antang Taung dan Tapih karena perjalanan dari asal Tapih, Desa Baras Semayang, ke Desa Sepang Simin harus melewati hutan yang lebat. Setelah berembuk, mereka memutuskan untuk membuat jalan pintas yang menghubungkan kedua desa tersebut. Penduduk Desa Baras Semayang dan Sepang Simin bergotong-royong membangun jalan itu. Mereka juga mendirikan pondok untuk tempat melepas lelah. Suatu hari, barang-barang yang mereka Ietakkan di pondok itu raib. Dan bukan sekali itu saja. Bahan makanan, beras, bahkan pakaian juga hilang. Karena penasaran, penduduk memutuskan untuk menjebak si maling. Mereka berpura-pura meninggalkan pondok, seolah-olah pergi bekerja, tapi sebenarnya mereka mengintip dari balik semak-semak. Saat itulah mereka melihat seekor angkes sejenis landak masuk ke pondok. Mereka mengintai Iebih dekat lagi. Hewan itu menggoyang-goyangkan tubuhnya dan tiba-tiba, wusss… angin bertiup sangat kencang dan hewan angkes itu berubah menjadi pemuda tampan. Serentak, para penduduk itu menyerbu pondok dan menangkap pemuda siluman angkes itu. Cerita Rakyat Kalimantan Tengah “Ampun, jangan hukum aku. Aku akan menebus semua kesalahanku!” teriak pemuda itu. “Memangnya apa yang bisa kau lakukan? Mengembalikan semua hasil curianmu?” tanya penduduk. “Aku bisa membantu menyelesaikan pekerjaan kalian. Dalam waktu tiga hari, jalan pintas ini akan siap digunakan,” kata siluman angkes itu Semua yang hadir mengangguk setuju. Dan memang benar, jalan itu selesai dalam waktu tiga hari. Antang Taung dan Tapih terkagum-kagum mendengar berita tersebut. Suami-istri itu ingin mengangkat pemuda itu menjadi anak mereka. Tak dinyana tawaran itu diterima. Beberapa bulan kemudian, Tapih mengandung. Suatu hari, ia ingin sekali makan ikan tomang. Untuk mengabulkan keinginan istrinya itu, Antang Taung pergi ke sungai dan berhasil menangkap seekor ikan tomang. Karena terburu-buru pulang, malah meninggalkan ikan tomang itu di perahunya. Begitu Antang Taung menyadari perbuatannya, ia kembaIi ke perahunya. Namun alangkah terkejutnya ia, bukan ikan tomang yang ia temukan melainkan bayi perempuan yang cantik jelita. Dengan sukacita, Antang Taung membawa bayi itu dan mengerahkannya pada Tapih. Bayi jelmaan ikan tomang itu ternyata tumbuh dengan cepat. Beberapa bulan saja, ia sudah menjelma menjadi seorang gadis yang cantik. Ia jatuh cinta pada pemuda siluman angkes. Rupanya perasaan itu tidak bertepuk sebelah tangan. Dengan restu dari Antang Taung dan Tapih, keduanya melangsungkan pernikahan. Mereka sangat bahagia, tapi kebahagiaan itu tak bertahan lama. Tak berapa lama setelah lahir, bayi pertama mereka meninggal. Ditambah lagi dengan berita tentang kematian bayi yang dilahirkan oleh Tapih. Mereka semua sangat berduka. Sesuai adat, Antang Taung dan Tapih harus mengadakan dua upacara kematian untuk kedua bayi tersebut. Yang pertama adalah upacara penguburan, dan yang kedua adalah upacara pembakaran tulang-belulang. Melalui kedua upacara tersebut, arwahnya dipercaya akan menempati Lewu Tatau surga. Upacara kedua, yang disebut tiwah dianggap lebih penting daripada upacara pertama. Pada upacara tiwah, roh orang yang meninggal dipercaya akan lepas dari tubuhnya. Siluman angkes dan siluman ikan tomang mengetahui upacara itu. Meskipun mereka adalah siluman, mereka ingin melaksanakan upacara itu. Namun saat kuburan anak mereka digali, bukan tulang-belulang manusia yang mereka dapati, melainkan tulang-belulang hewan dan ikon. Warga yang menyaksikan kejadian tersebut berbisik-bisik satu sama lain. Karena malu, pasangan siluman itu meninggalkan desa dan mengembara ke hutan. Sampai akhir hayatnya, mereka tinggal di sana dan melahirkan banyak keturunan. Keturunan mereka disebut hantuen. Banyak juga hantuen ini yang meninggalkan hutan dan menikah dengan manusia biasa. Saat ini, keturunan hantuen dipercaya mampu berubah wujud menjadi hantu jadi-jadian. Meski pada siang hari wujud mereka adalah manusia, pada malam hari mereka akan berubah menjadi hantu tanpa tubuh. Mereka berkeliaran mencari bayi yang baru lahir untuk diisap darahnya. Pesan moral dari Cerita Rakyat Kalimantan Tengah Legenda Hantuen untukmu adalah Jadilah diri sendiri. Hindari keinginan untuk melakukan haI-hal yang dilakukan orang lain. Sebab hal itu belum tentu sesuai bagi dirimu. Kutukan Raja Pulau Mintin adalah latar dari Cerita Rakyat Kalimantan Tengah Legenda Buaya dan Naga. Cerita rakyat dari Kalimantan Tengah ini masih di percaya masyarakat sampai saat ini. Jika kalian pernah pergi ke Kalimantan Tengah kalian akan menemui Sungai Kapuas, pasan Kakak kalian harus selalu berhati-hati. Ingin tau alasan dari pesan Kakak tadi? Ada hubungannya dengan kisah ini. Cerita Rakyat Kalimantan Tengah Kutukan Raja Pulau Mintin Dahulu kala, ada sebuah kerajaan kecil di Pulau Mintin, Kalimantan Tengah. Kerajaan itu dipimpin oleh raja yang arif bijaksana. Kehidupan rakyatnya terjamin dan sejahtera. Rakyat sangat mencintai raja dan permaisuri. Suatu saat, permaisuri terserang penyakit aneh dan akhirnya meninggal dunia. Cerita Rakyat dari Kalimantan Tengah Legenda Raja sangat berduka cita. Ia menjadi kehilangan semangat dalam menjalankan pemerintahan. Oleh karena itu, ia bermaksud untuk pergi berlayar guna menghapus kesedihan hatinya. Saat mengutarakan rencananya, penasihat kerajaan bertanya, “Lalu siapakah yang akan menjalankan pemerintahan selama Tuan pergi?” Raja berpikir sejenak, lalu menjawab, “Kukira putra kembarku, Naga dan Buaya, mampu menjalankan tanggung jawab ini. Tolong, bantu mereka jika menghadapi kesulitan.” Sang penasihat mengangguk tanda mengerti. Setelah itu, Raja memanggil kedua putra kembarnya. “Anak-anakku, Ayahanda akan pergi berlayar sejenak. Sepeninggal ibu kalian, Ayah merasa kehilangan semangat hidup. Jadi Ayah pikir, ada baiknya jika Ayah pergi sejenak menenangkan diri. Untuk itu, Ayah minta kalian untuk menjalankan pemerintahan selama kepergian ayah,” pesannya. Meski Naga dan Buaya adalah kembar, sifat keduanya sangat bertolak belakang. Buaya yang bersifat baik dan pemurah, menjawab permintaan ayahnya, “Jangan khawatir, Ayah. Pergilah, Ananda berharap Ayah selamat dalam perjalanan dan pulang dalam keadaan yang lebih baik.” Sedangkan Naga yang sifatnya bertolak belakang dengan adiknya, merasa kalau permintaan ayahnya itu sebagai beban. “Hmm, tapi tak apalah. Jika Ayah tak ada, aku bisa menggunakan harta kerajaan untuk bersenang-senang,” pikirnya dalam hati. Ya, Naga memang senang berfoya-foya, ia tidak pernah memikirkan kepentingan orang lain. Cerita Rakyat Kalimantan Tengah Kutukan Raja Pulau Mintin Setelah Raja berangkat, Naga mulai berulah. la tak mau mendampingi Buaya menjalankan pemerintahan. Sehari-hari, kerjanya hanya tidur-tiduran dan bersenang-senang. Ia bahkan memaksa penasihat kerajaan untuk memberinya uang setiap hari. Dan semua uang itu ia habiskan untuk berjudi. Karena kesal dengan tingkah laku kakaknya Buaya lalu menghadap penasihat kerajaan untuk menegur Naga. Namun, Naga tak mengindahkan segala nasihat. Ia bahkan mengancam akan melaporkan penasihat kerajaan pada ayahnya. “Aku akan bilang pada ayah bahwa kau yang menghambur-hamburkan uang kerajaan. Ayah pasti lebih percaya pada anaknya sendiri,” kata Naga dengan sombong. Penasihat kerajaan pun tak berani menasihati Naga lagi. Hari berganti hari, tingkah laku Naga semakin menjadi-jadi. Bersama para pengawalnya, ia bahkan mendatangi rumah-rumah penduduk dan memaksa mereka untuk membayar pajak yang besar. Mendengar tindak tanduk Naga, Buaya menjadi sangat marah. Tanpa membuang waktu ia mendatangi Naga lalu menegurnya. “Naga, apa yang kau lakukan? Bukankah kau seharusnya menjalankan amanah yang diberikan Ayah?” Sambil tertawa-tawa, Naga mengejeknya, “Buaya, kau memang pengecut. Apa gunanya jadi raja jika tak bisa bersenang- senang? Ha… ha… ha…,” Buaya tak tahan lagi. Ia bertekad untuk menghentikan segala tindak-tanduk Naga. Namun, Naga pasti tak akan menyerah begitu saja. Dengan segenap kekuatannya, ia melawan Buaya. Pertempuran pun tak terelakkan. Dengan membawa pasukan masing-masing, mereka bertempur habis-habisan. Korban pun berjatuhan. Banyak pengawal yang mati sia-sia. Di tengah perjalanannya, hati Raja gundah- gulana. Ia merasa sesuatu sedang terjadi di kerajaaannya. Beliau lalu memerintahkan awak kapal untuk pulang. Firasatnya benar. Sesampainya di kerajaan, ia melihat mayat bergelimpangan di mana-mana. Belum hiiang rasa herannya, la melihat kedua putra kernbarnya sedang bertarung. “Apa-apaan ini?” teriaknya. Naga dan Buaya serentak menoleh pada ayahnya. Mereka Iangsung menghentikan pertarungan. Buaya menghampiri raja dan berkata, “Ampun Ayah, Ananda hanya ingin menghentikan tindakan Naga yang semena-mena.” “Bohong! Ia iri padaku Ayah. Ia ingin menjadi raja tunggal. Ia ingin membunuhku,” teriak Naga. Cerita Rakyat dari Kalimantan Tengah “Apa pun itu, kalian telah menyia-nyiakan kepercayaan Ayah pada kaIian. Lihatlah, berapa banyak korban yang jatuh gara-gara ulah kalian?” jawab raja dengan marah. Langit menghitam dan petir menggelegar ketika raja berteriak meluapkan amarahnya. “Demi ibumu, aku harus menghukum kalian! Buaya, jadilah kau seekor buaya. Ayah tahu tujuanmu baik, melindungi rakyat. Tapi kau juga menyengsarakan mereka, maka tinggallah di pulau ini dan jagalah rakyat dari serangan musuh!” Seketika berubahlah Buaya menjadi seekor buaya yang diiringi suara petir yang terus menggelegar. Melihat adiknya berubah menjadi buaya, Naga pun ketakutan. “Ampun Ayah, maafkan aku.” Raja memandang anaknya dengan rasa penyesalan. “Naga, jadilah kau naga yang sesungguhnya. Karena kesalahanmu, semuanya menjadi kacau. pergilah dari pulau ini, tinggallah di Sungai Kapuas. Tugasmu adalah menjaga Sungai Kapuas agar tidak ditumbuhi cendowan bantilung!” Dalam sekejap, Naga pun berubah menjadi seekor naga. la pergi meninggalkan ayahnya dan tinggal di Sungai Kapuas seumur hidupnya. Pesan moral dari Cerita Rakyat Kalimantan Tengah Legenda Buaya dan Naga untukmu adalah Patuhilah nasihat orangtua. Jangan menyia-siakan kepercayaan yang mereka berikan padamu. Baca Cerita Rakyat Kalimantan Tengah sebelumnya yaitu Legenda Hantuen Jika pada cerita rakyat dari Kalteng yang kakak ceritakan sebelumnya berkisah mengenai asal usul Pulau Nusa, maka pada malam hari ini Kakak akan bercerita mengenai asal muasal Danau Malawen. Konon Danau ini terbentuk dari sepasang kekasih yang suka membantah perintah orang tua. Ingat yah adik-adik, jangan sampai seperti mereka. Kita harus patuh dan sayang kepada kedua orang tua kita. Jangan sampai dongeng rakyat Kalimantan tengah yang Kakak ceritakan saat ini terjadi pada kalian. Cerita Rakyat dari Kalteng Asal Usul Danau Malawen Dahulu kala, ada seorang pemuda bernama Kumbang Banaung. Ia adalah seorang pemuda yang tampan. Ia hidup bersama kedua orangtuanya yang sudah tua dan hidup sangat sederhana. Sifat Kumbang tidak serupawan wajahnya. Ia sering bertindak kasar kepada orangtuanya dan selalu memaksakan kehendak. Ketika ayahnya sedang sakit keras, Kumbang memaksanya untuk menemani dirinya pergi berburu. “Tidakkah kau kasihan kepada ayahmu yang sedang sakit ini, Nak?” tanya ibunya dengan sedih, “Kau pergilah sendiri, Ibu akan membawakan kau bekal makanan ” Meskipun dengan bersungut-sungut, akhirnya Kumbang pergi berburu seorang diri. Sebelum ia pergi, ayahnya memberikan sesuatu kepadanya. “Bawalah ini. Ini adalah piring malawen. Jika kau mengalami kesulitan, lemparkanlah piring ini. Kelak kau akan tertolong.” kata sang ayah. Kumbang pun pergi berburu. Ia menyusuri hutan lebat. Ketika semakin jauh ke dalam hutan, ia tersesat. Kumbang pun segera mencari-cari jalan keluar dari hutan tersebut. Cerita Rakyat dari Kalteng Asal Usul Danau Malawen Tak disangka, di kejauhan ia melihat sebuah desa. Lalu, ia berjalan memasuki desa yang bernama Desa Sanggu. Di sana sedang diadakan semacam pesta rakyat untuk merayakan masa perubahan anak gadis Kepala Desa dari gadis kecil ke ambang kedewasaan. Gadis cantik jelita itu bernama Intan. Kumbang terkagum-kagum melihat kecantikan gadis itu. Ketika ia kembali ke rumahnya, wajah Intan masih terbayang-bayang. Keesokan harinya, Kumbang kembali pamit untuk pergi berburu. Padahal, ia pergi ke Desa Sanggu. Sesampainya di desa itu, ia berusaha mencari jalan agar bisa berkenalan dengan Intan. Akhirnya, Kumbang berhasil berkenalan dengan Intan dan mereka cukup lama berbincang-bincang. Dari sikapnya, ternyata Intan juga menyimpan rasa terhadap Kumbang. Mereka pun sepakat menjalin kasih. Sejak saat itu, Kumbang semakin sering pergi ke Desa Sanggu untuk menemui Intan. Hal itu berlangsung berkali-kali, sehingga menimbulkan kecurigaan warga. Mereka menganggap sikap Intan dan Kumbang tidak memberikan contoh yang baik bagi para gadis-gadis di desa itu. Suatu hari, Intan menceritakan masalah yang dihadapinya kepada Kumbang. Ternyata, ia telah dijodohkan dengan seorang pengusaha rotan yang kaya raya. Kumbang menjadi gundah. Lalu, ia pulang untuk menemui kedua orangtuanya. Kepada orangtuanya ia mengutarakan niatnya untuk segera melamar Intan. Ayah dan Ibu Kumbang merasa keberatan. “Jangan berharap terlalu tinggi, Anakku. Gadis itu berasal dari keluarga terpandang. Kita tidak sebanding dengan mereka” ujar ibunya. Namun, Kumbang tetap bersikeras, “Intan harus menjadi istriku!” Kemudian, anak muds itu pergi ke Desa Sanggu dan menemui Intan. “Adinda, tidak ada satu pun yang menyetujui pernikahan kita. Sebaiknya, kita pergi saja,” ujar Kumbang. Intan juga menyetujui ajakan Kumbang. Mereka pergi mengendap-endap meninggalkan rumah Intan. Ternyata, gerak-gerik mereka sudah diamati oleh beberapa warga. “Hei, lihat! Itu kan Kumbang dan Intan.” seru warga yang melihat. Intan ketakutan. Ia khawatir warga akan menghukum dan mempermalukannya. Kumbang tak kalah paniknya. Mereka mempercepat langkah dan menghindari kejaran warga Tiba-tiba, Kumbang ingat akan benda sakti yang diberikan ayahnya, piring malawen. Segera saja ia melempar piring itu ke tepi sungai. Ajaib sekali, piring tersebut berubah menjadi besar. Kumbang dan Intan naik ke atas piring untuk menyeberang sungai. Mereka bernapas lega, karena mereka selamat dari kejaran warga. Mereka berdua tertawa gembira. Namun, ketika sampai di tengah sungai, tiba-tiba terjadi badai dahsyat disertai petir menyambar dan hujan yang sangat lebat. Piring malawen tidak mampu menahan gelombang dan cuaca seburuk itu. Piring itu pun terbalik. Sungai itu kemudian menjelma menjadi sebuah danau. Masyarakat kemudian menamakannya dengan Donau Malawen. Konon kabarnya Kumbang dan Intan berubah menjadi sepasang buaya putih penunggu danau tersebut. Pesan moral dari Cerita Rakyat dari Kalteng Kalimantan Tengah adalah nasihat orangtua harus didengarkan dan dikerjakan demi kebaikan kita sendiri. Ikuti kisah rakyat dari Kalteng lainnya pada artikel kami berikut ini Cerita rakyat Kalimantan Tengah serta Cerita Rakyat dari Kalimantan Tengah Buaya dan Naga. Indonesia menyimpan banyak sekali cerita rakyat yang sarat akan nilai moral, tak terkecuali yang berasal dari Kalimantan Tengah. Kalau penasaran, kamu bisa menyimaknya di kamu salah satu penggemar cerita rakyat nusantara, tetapi belum pernah mengetahui kisah asal Kalimantan Tengah? Kalau belum, kamu wajib banget buat banyak sekali legenda atau cerita rakyat yang memiliki latar di salah satu provinsi di Indonesia ini. Sebut saja legenda terbentuknya Danau Malawen, kisah Dayak Tambun Bungai, Hantuen Kalimantan Tengah, dan lain ceritanya memiliki pesan moral yang sangat baik dan bisa dijadikan sebagai pelajaran. Menceritakannya kepada anak-anak pun adalah sebuah pilihan yang penasaran, lebih baik langsung saja simak kumpulan cerita rakyat Kalimantan Tengah yang telah kami rangkum di sini. Kamu mungkin pernah mendengar mitos tentang manusia jelmaan dari hewan asal Pulau Kalimantan. Bila ingin mengetahui informasinya lebih lanjut, cerita rakyat Hantuen dari Kalimantan Tengah ...Ada banyak sekali dongeng di Indonesia yang menarik tapi sayangnya tidak terlalu dikenal. Salah satunya adalah cerita rakyat Tambun Bungai yang berasal dari Dayak, Kalimantan Tengah. ...Di Indonesia, ada banyak sekali dongeng yang memiliki pesan moral yang baik. Salah satunya adalah cerita rakyat Bawi Kuwu yang berasal dari Kalimantan Tengah. Penasaran dengan kisahnya? ...Pulau Nusa merupakan pulau unik yang ada di Sungai Kahayan dari Pulau Kalimantan. Apakah kamu familier dengan kisahnya? Kalau belum, mari simak legenda Pulau Nusa dari Kalimantan Tengan ...Kalimantan Tengah memiliki beragam cerita rakyat yang populer, salah satunya adalah asal usul Danau Malawen. Kalau kamu belum mengetahui seperti apa kisahnya, langsung saja simak legenda ...Asal Usul Danau Malawen Apakah kamu tahu jika ada danau bernama Malawen di Kalimantan Tengah? Rupanya, ada cerita legenda menarik yang melatarbelakangi terbentuknya tempat ini. Penasaran? Cari tahu kisah selengkapnya di sini! Setelahnya, kamu bisa menceritakannya ke adik, anak, atau keponakanmu yang masih kecil untuk menanamkan nilai positif pada mereka. Baca selengkapnya Legenda Asal Usul Danau Malawen dan Ulasannya, Sebuah Imbauan untuk Mendengarkan Nasihat Kedua Orang Tua Legenda Pulau Nusa Kalimantan Tengah Kisah ini bermula ketika seorang pria bernama Nusa menemukan sebuah telur besar. Istrinya yang merasa janggal dengan ukuran telur tersebut mencegah suaminya untuk memakannya. Namun, saking laparnya, ia pun tak mengindahkan perkataan istrinya dan langsung memakan telur tersebut. Tak berapa lama, tubuhnya merasa sangat panas dan gatal luar biasa. Saking panasnya, ia pun meminta istrinya untuk menceburkannya ke sungai. Hingga akhirnya, terjadilah sesuatu yang mengagetkan banyak orang. Apakah yang terjadi? Baca selengkapnya Kisah Terbentuknya Pulau Nusa dari Kalimantan Tengah dan Ulasannya, Kecerobohan Manusia yang Berakhir Tragis Kisah Sejarah Tambun Bungai Pernahkah kamu mendengar cerita rakyat Tambun Bungai? Cerita asal Kalimantan Tengan ini sebenarnya cukup terkenal. Kalau penasaran, kamu bisa menyimah cerita lengkapnya di sini. Dari kisahnya, kamu akan mendapatkan banyak pelajaran berharga. Baca selengkapnya Cerita Rakyat Tambun Bungai dari Dayak, Kalimantan Tengah & Ulasan Menariknya, Kisah Kelahiran Pahlawan Pemberani EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.

kumpulan cerita rakyat kalimantan tengah